Sistem Endokrin
PENGERTIAN SISTEM
ENDOKRIN
SIFAT HORMON
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar
dan organ yang memproduksi dan mengatur hormon dalam aliran darah untuk
mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem ini tumpang tindih dengan sistem saraf
dan eksokrin dan tanggung jawabnya meliputi metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan
seksual.
Beberapa dari organ endokrin ada yang
menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar
hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah
pituitari, hipotalamus, dan pineal yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid
di leher, timus, adrenal dan pankreas di perut, dan gonad, indung telur atau
testis di perut bagian bawah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
tersebut terlalu banyak dan rumit untuk didaftar. Kelenjar pituitari sering
disebut sebagai “kelenjar utama” karena mengontrol fungsi anggota lain dari
sistem endokrin. Kelenjar pineal membuat melatonin, yang memutuskan kita harus
tidur ketika gelap dan terbangun ketika cahaya muncul. Pankreas menghasilkan
insulin yang memutuskan berapa banyak gula yang harus beredar dalam darah kita.
Sistem endokrin adalah salah satu yang
menentukan siklus tubuh kita. Sebagai contoh, kita memiliki siklus reproduksi,
siklus tidur, dan siklus nutrisi. Kita tidak perlu makan di interval sempurna
untuk memiliki pasokan energi yang tetap. Kita juga tidak memiliki tingkat
kesuburan yang sama sepanjang hidup kita.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama
dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh
berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem
tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem
endokrin lebih nanyak bekerja melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons
lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan
bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui
hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara
beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu
singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di
bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses
pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat
pertumbuhan yang sempurna.
FUNGSI
KELENJAR ENDOKRIN
1. Menghasilkan
hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh
jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol
aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang
aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang
pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur
metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi
metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
SEL-SEL PENYUSUN ORGAN
ENDOKRIN
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Sel
Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf
seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel
endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti
sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara
langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat
ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun
invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem
endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin
dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
MEKANISME AKSI HORMON
1.
Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada
suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan
reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel
sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk
komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui
mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya.
Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang
menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh
beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di
atas :
·
Perubahan aktivitas enzim : perubahan
aktivitas enzim memungkinkan proses metabolism tertentu dapat terselenggara
atau terhenti.
·
Pengaktifan mekanisme transport aktif :
proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan tau
mengeluarkan suatu zat.
·
Aktivitas pembentukan mikrotubulus :
perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai
peristiwa yang tergantung padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis
sel.
·
Pengubahan aktivitas metabolism DNA :
pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan
atau pembelahan sel.
2.
Reseptor Hormon Pada Sitoplasma
(Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang
terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor
sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut
sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran
darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan pengembannnya. Hormon
akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma
sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan
kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung
yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera
berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan
kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu
untuk aktif atau pasif.
Semua hormon umunya memperlihatkan
adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah
sebagai berikut:
1. Hormon
Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai
yang panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah
hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian hormon
berumur pendek.
3. Beberapa
jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam
waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan
tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa
hari.
4. Pada
sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon
kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
JENIS-JENIS KELENJAR DALAM SISTEM
ENDOKRIN :
KELENJAR HIPOFISIS ANTERIOR
DAN POSTERIOR
Hipofisis
disebut juga kelenjar pituitary. Hipofisis merupakan kelenjar kecil di rongga
bertulang terletak di dasar otak dibawah hipotalamus sekitar 2cm. Dihubungkan
ke hipolalamus oleh tangkai kecil (infundibulum).
Kelenjar hipofisis disebut master gland karena dapat menghasilkan hormon
dan hormon yang dihasilkan oleh hipofisis dapat merangsang kelenjar lain untuk
menghasilkan hormon lain.
1. Kelenjar hipofisis posterior
1. Kelenjar hipofisis posterior
Secara embriologis kelenjar hipofisis posterior
berasal dari pertumbuhan otak yang terdiri dari jaringan saraf
(neurohipofisis). Hipofisis posterior di hubungkan ke hipotalamus mealuil
jalur saraf. Hipofise posterior membentuk sistem neurosekresi
yang mengeluarkan vasopresin dan oksitosin. Pengeluaran hormon dari hipofise posterior dikontrol
oleh hipotalamus.
Hipofisis
posterior terdiri dari hormon oxytosin yang berfungsi untuk regulasi kontraksi
rahim dan membantu dalam proses pengeluaran asi setelah melahirkan, hormon
relaxin yang berfungsi membukanya simphisis pubis, dan ADH (Anti Diuretika
Hormon) atau pitressin atua vasopressin yang berfungsi untuk mencegah agar urin
yang keluar tidak terlalu banyak ( in put = out put)
2. Kelenjar hipofisis anterior
2. Kelenjar hipofisis anterior
Kelenjar
hipofisis anterior terdiri dari jaringan
epitel kelenjar yang berasal dari penonjolan atap mulut yang disebut
adenohipofisis. Hipofisis anterior di hubungkan melalui pembuluh darah.
Pengeluaran hormon dari anterior dikontrol oleh hipotalamus. Hormon yg
dikeluarkan hipofise anterior yaitu:
1. hormon pertumbuhan ( growth hormon atau GH )
Hormon ini bekerja pada
tulang, otot, tulang rawan, kulitdan bekerjanya sangat terbatas. Pada pria
sejak lahir sampai dengan 21 tahun dan pertmbuhan drastisnya terjadi pada
usia 13 sampai 16 tahun. Pada wanita sejak lahir hingga usia 18 tahun, dan
pertumbuhan drastisnya terjadi saat usia 9 sampai 12 tahun.
GH ini sangat dipengaruhi
oleh kadar glukosa dalam darah contohnya bila selesai makan kadar gula dlm
darah akan meningkat, dan GH tidak bekerja. Bila kadar gula dalam darah
menurun, GH bekerja secara maksimal. Bila GH bekerja normal maka tubuh akan
normal. Bila hipersekresi maka tubuh manusia akan menjadi raksasa (giant). Bila
hiposekresi maka tubuh manusia akan menjadi kerdil/cebol.
2. Thyroid stimulating hormon ( TSH atau tirotropin)
Hormon ini mempengaruhi
kelenjar thyroid. Hormon ini menghasilkan thyroksin (t4), liotironin (t3) dan
kalsitonin.
3. Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH)
Hormon ini dibagi menjadi 3
kelompok besar yaitu Glukokortikoid sebagai penghasil gula, Mineralokortikoid
fungsinya mengatur keseimbangan ion Na dan ion K, dan Gonadokortikoid.
Gonadokortiroid untuk wanita adalah hormon estrone & progesterone,
sedangkan untuk pria adalah hormon testosterone.
4. Prolaktin (PRL)
Hormon ini berfungsi pada
saat persiapan produksi air susu ibu (asi).
5. Gonadotropin
hormon (GTH)
Hormon ini menghasilkan FSH
(follicle stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) atau ICSH
(interstitial cell stimulating hormon). Pada wanita FSH berfungsi untuk
mematangkan sel telur sedangkan LH berfungsi menebalkan dinding rahim dan
mempertahankan implantasi janin. Sedangkan pada pria FSH berfungsi mematangkan
spermatogonium yang akan menjadi spermatozoasedangkan LH atau ICSH akan menghasilkan
sel leydig yang memproduksi hormon testosterone.
Hormon pelepas (releasing) dan penghambat (inhibiting)
hipotalamus disalurkan ke hipofise melalui sistem porta hipotalamus
- hipofisis untuk mengontrol sekresi hormon hipofise anterior . Hormon pengatur
hipotalamus mencapai hipofise anterior melalui jalur vaskuler khusus ke sistem
porta hipotalamus – hipofise. Sekresi hormon
anterior dirangsang atau dihambat oleh 7 hormon hipofisiotropik yang
terdiri dari Thyrotropin releasing hormon (TRH), Cortikotropin releasing
hormon (CRH),
Gonadotropin releasing
hormon (GNRH),
Growth hormon releasing
hormon (GHRH),
Prolacting releasing hormon
(PRH) hormon ini menghambat, Prolactin
-relasing hormon (PRH) mengeluarkan, menghambat, dan Prolakting inhibiting hormon
(menghambat)
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak
disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi
trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian
depan bawah, melekat pada dinding Taring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi
hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin;
mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan
jasmani dan rohani. Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar
vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan
ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae
tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari
sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe. Fungsi
kelenjar tiroid, terdiri dari:
· Bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi.
· Mengatur
penggunaan oksidasi.
· Mengatur
pengeluaran karbondioksida.
· Metabolik
dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
· Pada
anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
· Hipofungsi
dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras
bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan
jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan
oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida
Hiposekresi hipotiroidisme. Bila
kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi mengakibatkan suatu
keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan
fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema proses
metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk, bertambah berat, geraknya
lambat, cars berfikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan keringat,
rambut rontok, suhu-badan di bawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi penambahan sekresi
kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana semua gejalanya merupakan kebalikan
dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh tinggi, berat
badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik.
Vaskuler
mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang dikenal sebagai
penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek ini disebabkan
terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid
yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan
yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid
berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian
belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi
mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Hipoparatiroidisme.
Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan
keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan
dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan
pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisme. Biasanya ada
sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi
kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan
kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda
khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena
terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat
menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal. Fungsi paratiroid;
1. Mengatur
metabolisme fospor.
2. Mengatur
kadar kalsium darah.
Hipofungsi,
mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan
seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam
darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat
juga terjadi patch tulang spontan. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi
pada tumor kelenjar paratiroid.
Terletak di dalarn mediastinum di
belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18
tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi
trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir
sangat kecil danberatnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi. Adapun
hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
1. Mengaktifkan
pertumbuhan badan.
2. Mengurangi
aktifitas kelenjar kelamin.
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2,
terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda,
beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian
yaitu:
1. Bagian
luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks.
2. Bagian
medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin).
Zat-zat
tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Selcresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam keadaan
asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah
guna melawan shok.
Noradrenalin menaikan tekanan darah
dengan jalan meranigsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk
berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar‑bohidrat dengan jalan menambah
pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa
hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison,
aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian eras dengan metabolisme,
pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit
addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling lemah, terutama
karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam
jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan kortison. Fungsi kelenjar
supra renalis bagian korteks terdiri dari ;
1. Mengatur
keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.
2. Mengatur/mempengaruhi
metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3. Mempengaruhi
aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi,
menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-kelainan yang timbul
akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala
pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi
kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
1. Vaso
konstriksi pembuluh darah perifer.
2. Relaksasi
bronkus.
Kontraksi
selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi
perdarahan pada operasi kecil.
KELENJAR
PIENALIS (EPIFISE)
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di
dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat
korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan
sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
Terdapat pada belakang lambung di depan
vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa
menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan
hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin
merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim
pencernaan protein.
Fungsi
hormon insulin
Insulin mengendalikan kadar glukosa dan
bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk
mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
Pulau
langerhans
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval
tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas.
Dalam
tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini
dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini
mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas
diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi
kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik
nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta
mengnambat sekresi glikogen.
Kelenjar
testika. Terdapat
pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon testosteron.
Fungsi
hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya
adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani
(spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar
ovarika. Terdapat
pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus.
Menghasilkan
hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan
uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu
sempit dan lain-lain.
STRUKTUR ENDOKRIN LAIN
PENGHASIL HORMON :
1. Jantung, faktor atrial
natriuretic yang menyebabkan urine bergaram
2. Gaster, yang menghasilkan gastrin dan berfungsi
untuk membantu dalam proses gerak peristaltik yang teratur pada lambung,
membentuk makanan yang padat menjadi lunak atau dalam bentuk cair (chime)
sehingga mudah dicerna oleh usus halus
3. Plasenta, hormon estrogen
dan hormon progesteron, HCG ( tes kehamilan)
4. Ginjal, hormon
eritropoietin yang produksi eritrosit
5. Kulit, kolekalsiferol yang
menyebabkan Vitamin D tidak aktif dan sinar matahari yang diaktifkan di ginjal
membuat vit d3 lalu absorpsi ion Ca dari usus.
No comments for "Sistem Endokrin"
Post a Comment