Sistem Kardiovaskular (Sistem Peredaran Darah)
PENGERTIAN
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas
proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini
terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang
terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang
mengalirkan darah menuju jantung. Sistem peredaran darah atau sistem
kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan
dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari
homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah
terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang
merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme,
didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia
dan fisiologis cairan tubuh :
-
Pertama,
darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah
yang berlawanan .
-
Kedua,
yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi,
sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau
asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi
(ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel
kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai
pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan
dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati
jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda, yaitu
:
a. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran
darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen
dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya
karbondioksida dibawa melalui vena menuju atrium dextra.
b. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran
darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke
paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari
ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis
darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan
dialirkan ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem
kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan
dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari
homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah
terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup.
a. Sistem Peredaran
Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam
peredarannya, darah dan cairan lainnya tidak selamanya beredar atau berada di
dalam pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada saat
tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung beredar dalam
rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh. Sistem peredaran
darah terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan pusat peredaran darah,
sejumlah sinus (rongga) dan sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah
belakang dada, berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung yang
terbungkus oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari
jantung, mempunyai valve (katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali ke
jantung. Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis arteri
berikut:
1. Arteri Optalmik
(mata)
2. Dua arteri antenna
3. Dua arteri hati
4. Arteri dorsal
abdominalis
b. Sistem Peredaran
Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke
seluruh tubuh melalui pembuluh – pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah
lni. Darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung melewati vena.
Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing tanah, sistem
peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung
sebagai pusat peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda
darah. Darah cacing tanah berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang
larut dalam plasma darah. Jantung dan saluran darahnva memiliki katup sehingga
darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah disebabkan oleh kontraksi
lengkung jantung. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran
darah ventral kemudlian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di
jaringan-jaringan tubuh, Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh,
darah menuju bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke
jantung. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja
jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup
organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1. Pertama, darah
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang
berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut
dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari
saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai
dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau
produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan
lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan
darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem
pembekuan dalam tubuh.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu
sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1. Jantung,
yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat
mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh
darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh.
3. Darah,
berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan
ke seluruh tubuh.
JANTUNG
Jantung merupakan bagian penting dari
sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai pompa, mempunyai peranan penting
dalam kehidupan dan sebagai salah satu indikator kehidupan.
Jantung terletak di dalam mediastinum di
rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari tulang rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri,
1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang dewasa.
Berat jantung orang dewasa berkisar 250-300 gr.
STRUKTUR JANTUNG :
Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung
Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi
jantung, dan memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam
mediastinum. Pericardium terdiri dari dua bagian yaitu fibrous pericardium dan
serous pericardium. Febrous pericardium superficial adalah lapisan keras, tidak
elastik dan merupakan jaringan tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous
pericardium mencegah peregangan berlebihan dari jantung, melindungi dan
menempatkan jantung dalam mediastinum. Serous pericardium adalah lapisan dalam
yang tipis, memberan yang halus yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal
adalah lapisan paling luar dari serous pericardium yang menyatu dengan
perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan viseral yang di sebut juga epicardium,
yang menempel pada permukaan jantung, antara lapisan parietal dan viseral
terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial. Cairan perikardial adalah
cairan yang dihasilkan oleh sel pericardial untuk mencegah pergesekan antara
memberan saat jantung berkontraksi. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan
yaitu : Epikardium ( lapisan terluar ), Myocardium ( lapisan tengah ), Endocardium
( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous
perikardium. Lapisan luar yang transparan dari dinding jantung
terdiri dari mesothelium yang bertekstur licin pada permukaan jantung.
Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan
berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter. Endocardium adalah
lapisan tipis dari endotelium yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung
yang memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi
katup-katup jantung. Endocardium bersambung dengan endothelial yang melapisi
pembuluh besar jantung.
Struktur Bagian Dalam dan Luar
Ruang-ruang Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian
anterior. Setiap atrium terdapat auricle, setiap aurikel meningkatkan kapasitas
ruang atrium sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada
permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang
mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus
memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian
dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium
superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan
depan jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus
ini berlanjut mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus
interventrikuler posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian
belakang jantung.
1. Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus
koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang
berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal
licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar serta
tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut
pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.
2. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian
dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari
ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa
trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung.
Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut
dengan chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk
kerucut yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan
ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui
katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary
truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
3. Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima
darah dari paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan
bagian dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa
dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid dimana mempunyai dua
daun katup.
4. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan
mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat
daun katup bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri
melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang
disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah mengalir ke arteri
coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah
kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta
desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah keseluruh
tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
• Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
• Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
• Arteri
Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )
Struktur Katup-katup Jantung
Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada
saat jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah
satu arah dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.
1. Katup Atrioventrikuler
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan
ventrikel. Katup antara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah
daun katup yaitu katup trikuspidalis, sedangkan katup yang terletak
diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah katup disebut katup
bikuspidalis atau katup mitral. Ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup
terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari atrium ke ventrikel melalui katup
atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah dibanding
tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan
corda tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas
sampai tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan
muskuler papilaris berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda
tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan
ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami kerusakan
maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi
kontraksi ventrikel.
2. Katup Semilunar
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada
arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta
terletak antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari
tiga daun katup yang berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan
menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup
semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu
diastolik ventrikel. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel
berkontraksi,dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam
pembuluh-pembuluh.
SIRKULASI
JANTUNG
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian
terdapat juga sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting bagi
sirkulasi jantung.
Sisrkulasi Pulmonal
1.
Hanya mengalirkan darah ke paru.
2.
Hanya berfungsi untuk paru.
3.
Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4.
Hanya sedikit mengalami tahanan.
5.
Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi
pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.
Jantung
→ arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis jantung.
Sirkulasi Sistemik
1.
Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2.
Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3.
Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4.
Banyak mengalami tahanan.
5.
Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi
sistemik disebut juga peredaran darah besar.
Jantung → aorta → seluruh bagian tubuh
lewat pembuluh darah → venacava jantung → jantung.
Sirkulasi Koroner
Sirkulasi
koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium
melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada
:
1.
Peningkatan aktifitas
2.
Jantung berdenyut
3.
Rangsang sistem saraf simpatis
OTOT JANTUNG
1. Secara
anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)
2. Secara
fisiologi bekerja seperti halnya otot polos
3. Otot
jantung kaya akan mitokondria → sejumlah 25-35 % sel jantung (dibandingkan
hanya 2 % untuk otot rangka)
4. Konsekuensi
→ resisten terhadap kelelahan
5. Dalam
fungsinya keterlibatan ion Ca2+
SISTEM
PENGHANTARAN IMPULS JANTUNG, PENYEBARAN IMPULS DAN SUPLAI DARAH KE OTOT JANTUNG
Hambatan impuls-impuls memungkinkan
pengaturan irama jantung. Sistem ini merupakan modifikasi dari otot jantung
yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut saraf tertentu yaitu sinoatrial
node (SA node), atrioventrikular node (AV Node), atrioventrikular bundle (AV
bundle, dan serabut penghubung terminal (serabut purkinje).
Impuls untuk kontraksi timbul melalui
depolarisasi spontan pada jaringan khusus yang terletak di dekat tempat masuk
vena cava superior ke dalam atrium kiri (nodus sinu-atrial) yang merupakan
pemacu (pacemaker) jantung.
Sinoatrial node (SA node) atau Nodus
sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu massa jaringan otot jantung khusus yang
terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan vena kava
superior. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit, frekuensi
irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60 per menit), dan
ventrikel (20 kali per menit). Nodus ini dipengaruhi saraf simpatis dan
parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan mempercepat atau memperlambat
iramanya. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu
jantung.
Nodus ini merupakan pendahulu dari
kontraksi jantung. Dari sini impuls diteruskan ke atrioventrikular node
(Syaifuddin, 2002). Impuls ini berjalan melalui kedua atrium secara konsentris
(dimungkinkan oleh serabut-serabut otot yang bercabang).
Nodus atrioventrikular (nodus A-V) atau
Atrioventrikular node susunannya sama seperti sino atrial node berada di dalam
septum atrium di dekat muara sinus koronarius.
Impuls menjalar di sepanjang pita
serabut Purkinje pada atrium menuju nodus A-V. Nodus A-V menunda impuls
seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi
ventricular.
Atrioventrikular bundle (AV bundle)
atau berkas atrioventrikular (berkas A-V atau berkas His) adalah sekelompok
besar serabut Purkinje yang berasal dari nodus A-V dan membawa impuls di
sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi
dua percabangan berkas kanan dan kiri. Percabangan berkas kanan memanjang di
sisi dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje
kecil yang menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls.
Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel dan bercabang ke
dalam serabut otot jantung kiri.
Berkas His (berkas AV menyatu dengan
nodus AV) membentuk tempat pacemaker lain. Dalam hal nodus SA tidak berfungsi,
berkas His dapat mengawali dan mempertahankan denyut jantung dengan kecepatan
40-60 denyut per menit.
Mulai dari berkas AV berjalan ke arah
depan, pinggir posterior dan pinggir bawah pars membranasea septum
interventrikulare pada bagian cincin yang terdapat antara atrium dan ventrikel
disebut analus vibrosus. Rangsangan terhenti 1/10 detik, selanjutnya menuju
apeks kordiks dan bercabang dua. Dua cabang itu adalah Pars septalis dekstra
berlanjut ke arah berkas AV di dalam pars muskularis septum interventrikulare
menuju ke dinding depan ventrikel kanan. Pars septalis sinistra berjalan di
antara pars membranasea dan pars muskularis sampai di sisi kiri septum
interventrikularis menuju basis papilaris inferior ventrikel kiri.
Serabut-serabut pars septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut
terminal (serabut purkinje).
Serabut Purkinje adalah serabut otot
jantung khusus yang mampu menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat
kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepat di sepanjang
sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti
dengan kontraksi ventrikular yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan
darah yang terkoordinasi.
Heart block atau blok jantung berarti
pemutusan jalannya alur impuls tersebut. Pemutusan yang paling sering adalah
pada berkas AV yang memutuskan hubungan antara atria dan ventrikel. Kemudian
atria akan terus berdenyut pada kecepatan normal, tetapi denyut ventricular
adalah jauh lebih lambat dan sama sekali tidak berkaitan dengan denyut atrial.
SUPLAI
SARAF JANTUNG
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf
otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10) memperlambat frekuensi jantung dan
menyebabkan penurunan kekuatan kontraksi melalui hantaran impuls ke nodus
sinuatrial. Saraf simpatis mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat
kontraksi. Persarafan ganda terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat
jantung di medula oblongata otak. Frekuensi denyut jantung juga dikendalikan
secara refleks oleh dua kelompok reseptor. Reseptor tekanan (atau baroreseptor)
adalah reseptor yang sensitif terhadap perubahan tekanan darah. Reseptor ini
ditemukan pada arteri karotis dan pada lengkung aorta. Apabila tekanan darah
meningkat, maka akan terjadi penurunan rangsang simpatis dan peningkatan
rangsang para simpatis, sehingga frekuensi jantung melambat dan tekanan darah
menurun. Ini adalah salah satu contoh mekanisme homeostatik yang bekerja
melalui umpan balik negatif.
Kemoreseptor adalah reseptor yang
sensitif terhadap jumlah oksigen dan karbondioksida di dalam darah.
Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri karotis dan dekat aorta.
Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen. Impuls dihantarkan ke
pusat jantung dan frekuensi jantung dipercepat untuk meningkatkan suplai darah
(dan tentunya suplai oksigen) ke jaringan.
Jantung mendapat persarafan dari cabang
simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf otonom. System simpatis
menggiatkan kerja jantung sedangkan system parasimpatis bersifat menghambat
kerja jantung
Setiap kerja jantung diatur dan
disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian persarafan pada keadaan
istirahat, pengaruh nervus vagus lebih besar daripada nerfus simpatikus. Waktu
kerja, otot atau strestonus simpatis meningkat dan tonus vagus menurun.
Pengaturan oleh persarafan terjadi secara reflex. Untuk terjadinya reflex
diperlukan stimulus dan lengkung reflex sehingga memungkinkan terjadinya
jawaban dalam bentuk menggiatkan atau menghambat kerja jantung.
Pada reflex sinus karotikus
rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila tekanan darah meningkat maka kerja
jantung akan dihanbat oleh peningkatan tonus prasimpatikus dan penurunan tonus
simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan darah rendah maka akan terjadi penggiatan
kerja jantung melalui peningkatan tonus simpatikus dan penurunan tonus fagus.
Pengaruh oksigen dan karbon dioksida terhadap jantung sukar dinilai dari hasil
percobaan. Karena zat ini secara langsung atau mealui reflex juga mempengaruhi
pembuluh darah dan kerja jantung.
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Elektrofisiologi jantung
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada
permiabelitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan
masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami
perubahan relative. Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam
elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation
intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan
ekstrasel. Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensi
positif dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut potensial
membrane. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah
sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial membrane.
Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah
proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan
semula yaitu proses repolarisasi.
Sistem konduksi
jantung
Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/ impuls merambat sepanjang
jalur konduksi jantung. hal ini meyebabkan otot jantung berkontraksi sehingga
menimbulkan pemompaan darah oleh jantung. System konduksi jantung adalah hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung , system ini merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut syaraf tertentu. Jantung manusia dewasa normalnya berkontraksi secara berirama dengan frekuensi sekitar 72 denyutan/menit. Supaya pemompaan jantung efektif maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel otot jantung. Kontraksi akan terjadi jika potential aksi yang berjalan menuju membran sel otot. Impuls yang diterima sel tersebut kemudian disalurkan ke sel selanjutnya melalui gap junction sehinnga jika ada rangsangan pada salah satu bagian saja maka bagian yang lain juga terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi eksitasi jantung, jalur konduksi dan banyaknya eksitasi pada daerah tertentu. Komponen-komponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari sino-auricular node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node), bundle His, cabang kiri-kanan bundel dan sistem Purkinje.
Komponen – komponen eksitasi jantung :
Komponen – komponen eksitasi jantung :
1. SA Node (
Sino-Atrial Node )
Simpuls
sino-atrial (S-A) merupakan kepingan berbentuk sabit yang mengalami
spesialisasi dengan lebar kira-kira 3mm-1cm ; simpul Ini terletak pada dinding
posterior atrium masing-masing berdiameter 3-5mikro, berbeda dengan serabut
atrium sekitarnya yang berdiameter 15-20mikro. Tetapi serabut S-A berhubungan
langsung dengan atrium sehingga setiap potensial aksi yang mulai pada simpul
S-A segera menyebar ke atrium.
Serabut
sino-atrial sedikit berbeda dari sebagian terbesar serabut otot jantung
lainnya, yaitu hnya mempunyai potensial membrane istiraha dari -55 milivolt
sampai -60 milivolt,dibandingkan dengan -85 sampai -95milivolt pada sebagian
terbesar serabut lainnya. Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh
sifat membrane yang mudah ditembus ion natrium. Kebocoran natrium ini
menyebabkan eksitasi-sendiri dari serabut S-A.
2. AV Node (Atrio-Ventricular
Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut
otot atrium yang ada disekitarnya, dan pontensial yang berasal dari simpul S-A
berjalan ke luar, masuk tersebut. Dengan jalan ini, pontensial aksi menyebar ke
seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul A-V. Kecepatan penghataran dalam
otot atrium sekitar 0,3 meter per detik. Tetapi, penghatar dalam otot atrium,
sebagian diantaranya sedikit lebih cepat dalam beberapa berkas kecil serabut
otot atrium sebagian diantarnnya berjalan langsung dari simpul S-A ke simpul
A-V dan menghantarkan implus jantung dengan kecepatan sekitar 0,45 sampai 0,6
meter perdetik.Llintasan ini, yang dinamakan lintasan inernodal.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga
mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40
– 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka
dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak,
maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan
bercabang 2, yaitu :
a. Cabang
berkas kiri ( Left Bundle Branch)
Cabang
berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah melewati kedua cabang ini, impuls
akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
b. Serabut
Purkinye
Serabut
purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara
otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.
Jantung merupakan sistem
elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot jantung timbul akibat
penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung.
Konsep automaticity
mempunyai karakteristik berikut:
1. Sel
jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamen-filamen
kontraktil yang jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga sel miokard
akan berkontraksi.
2. Kontraksi
sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut
depolarisasi dan pengembalian muatan listrik disebut repolarisasi. Rangkaian
proses ini disebut potensial aksi.
3. Sel
miokard bersifat depolarisasi spontan, yang berfungsi sebagai back up sel pacu
jantung jika terjadi disfungsi nodal sinus atau kegagalan propagasi
depolarisasi dengan manifestasi klinis berupa aritmia.
Sistem konduksi terdiri dari
sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal
Sinoatrial (SA)
Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang
terletak di bagian sudut kanan atas atrium kanan dengan ukuran panjang 10-20 mm
dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker jantung. Nodal SA mengatur ritme
jantung (60-100x/menit) dengan mempertahankan kecepatan depolarisasi serta
mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium. Impuls dari nodal SA
mentebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui berkas
Bachman) yang selanjutnya di teruskan ke nodal atrioventrikular (AV) melalui
traktus internodal.
2. Nodal
Atrioventrikular (AV)
Nodal AV terletak dekat septum
interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan dibelakang katup
trikuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga memberi
kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi
ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial. Nodal
AV menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05 meter/detik. Impuls
dari nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem
His-Purkinje
Berkas His terbagi atas berkas kanan
dan kiri. Berkas His kiri terbagi menjadi berkas anterior kiri, posterior dan
septal. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke ventrikel kanan, sedangkan
berkas kiri menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel kiri
dengan kecepatan konduksi 2 meter/detik. Berkas-berkas tersebut bercabang
menjadi cabang-cabaang kecil atau serabut purkinje yang tersebar mulai dari septum
interventrikel sampai ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls
20-40x/menit dengan kecepatan konduksi 4 meter/detik. Impuls listrik menyebar
mulai dari endokardium ke miokardium dan terakhir mencapai epikardium, yang
selanjutnya otot jantung akan bergerak (twisting) dan memompa darah keluar dari
ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.
Fase potensial aksi jantung
1. Fase
0:
Depolarisasi cepat (fase sodium
channel): terjadi pemasukan cepat Na+ dari luar sel ke dalam sel melalui
saluran Na+ Ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam
sel melalui saluran Ca++. Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi
jantung ditandai dengan kompleks QRS pada elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya
terjadi repolarisasi segera yang terdiri dari 3 fase (fase 1,2 dan 3).
2. Fase
1:
Repolarisasi dini: saluran Na+ akan
menutup sebagian sehingga memperlambat aliran Na+ ke dalam sel. Pada saat
bersamaan, Cl- masuk ke dalam sel dam K+ keluar melalui saluran K+. Alhasil
terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel yang menimbulkan gelombang
defleksi negatif kecil pada kurva potensial aksi.
3. Fase
2:
Fase plateau: Terjadi pemasukan lambat
Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++ Ion K+ terus keluar dari sel melalui
saluran K+. Fase ini ditandai dengan segmen ST pada EKG.
4. Fase
3:
Repolarisasi cepat akhir: Terjadi
downslope potensial aksi, dimana K+ bergerak cepat keluar sel. Saluran Ca++ dan
Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel. Pengeluaran
cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam sel menjadi negatif. Hal ini
menjelaskan terjadi gelombang T (repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran
K+ dihambat, terjadi pemanjangan potensial aksi.
5. Fase
4:
Resting membrane potential: kembali
pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak di dalam sel serta K+ banyak diluar
sel. Pompa Na+K+ akan diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan memasukkan K+ ke
dalam sel. Jantung mengalami polarisasi ( siap untuk stimulus berikutnya).
PEMBULUH DARAH
Keseluruhan
sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,
kapiler, venula dan vena.
1.Arteri
Arteri
berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi keseluruh
jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (luntur), kelenturannya
membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri
banyak mengandung jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan
mengadakan rekoil pada diastol.
2.Arteriola
Merupakan
cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol
untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang
kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal,
sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriola dipersarafi
oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriola merupakan
penentu utama resistensi/ tahanan aliran darah, perubahan diameternya
menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
3.Kapiler
Merupakan
pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai
jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah
kembali ke jantung. Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari
darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari
jaringan ke dalam darah.
4.Venula
Dari
kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain
ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
5.Vena
Vena
memili dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada
arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi
dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena
tekanan dalam sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga
mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan
tubuh.
SEL-SEL DARAH
Sel Darah merah
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat
bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning
kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin,
warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan
tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon
dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen
yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut
dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di
jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan
bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb +
karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan
dikeluarkan di paru-paru. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam
sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang
melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi
hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan
siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh
selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang
keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang
mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu
suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen
dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc
darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan
pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
Sel Darah Putih (leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita
lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah
dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai
bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya,
warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3
darahkira-kira6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu
mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke
pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga
terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan
oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan
lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya
tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam
darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut
leukopenia. Macam- macam
leukosit meliputi:
1.Agranulosit
Sel leukosit yang
tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
a) Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar
limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak
terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya
membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
b) Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit,
fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya
lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti
selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
2.Granulosit
Disebut juga
leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
b) Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
c) Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
3.Sel pembeku (Trombosit)
Trombosit
merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam,
ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang
peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka
kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-
menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma
darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan
darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan
mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu
dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang
tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah
pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan
vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
Plasma Darah
Bagian cairan darah yang
membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen
darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah
juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan
atau organ.
Pada penyakit ginjal plasma
albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus
ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat
pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
Golongan darah
Golongan
darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein pada permukaan membran sel
darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolysis, gagal ginjal, syok dan kematian.
Golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan
sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah
kecuali pada sesama AB-positif.
4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O
adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti swedia dan
norwegia. golongan darah A lebih
dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan
darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah
jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Hematopoiesis
merupakan proses pembentukan
komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel
yang terjadi secara serentak.
Proliferasi sel menyebabkan
peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik
pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses
pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah
yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda. Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
1.Mesoblastik
Dari embrio umur 2
– 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan
Hb Portland.
2.Hepatik
Dimulai sejak
embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12
minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
3.Mieloid
Dimulai pada usia
kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan
timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama
menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama
sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.
Beberapa faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam amino,
vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor-
faktor perangsang hematopoietik.
Hemostasis (Pembekuan Darah)
merupakan pristiwa penghentian
perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis
terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang.
Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah,
agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun
yang melarutkan bekuan.
Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi
inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal
cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:
1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka.
Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan
oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang
sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan,
trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian
mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos.
2. Pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga
terbentuk sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin
Tipe trombos :
1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang
mengandung eritrosit (pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang
abnormal, khususnya didaerah dengan aliran yang cepat [arteri] ).
2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada
daerah dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera
vascular, atau bentuk trombos ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam
pembuluh darah yang abnormal bersama dengan sumbat trombosit yang mengawali
pembentukannya.
3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap
cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic
pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan negative.
Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang
sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan
fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas
melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses
koagulasi
b. Kofaktor
c. Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya
ABNORMALITAS
DARAH, JANTUNG, DAN PEMBULUH DARAH
Kelainan Pada Darah
1. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam Pembuluh darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa. Luka bisa
menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit
menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat
dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ
dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage.
2. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit
ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel darah putih
meningkat dan kemudian memakan sel darah putih yang normal.
3. Anemia kekurangan darah akibat pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau
bukan (seperti pada operasi).
4. Hemofilia, suatu kelainan herediter (keturunan) dengan tidak adanya
mekanisme darah, sehingga pasien dapat mengalami pendarahan yang parah sesudah
luka kecil.
5. Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan
penyakit. Salah satu contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah
AIDS. Darah yang mengandung Virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain
melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup tersebut.
Kelainan Pada Jantung
1. Perikarditis,peradangan selaput pembungkus jantung dan kantong tempat
jantung berada. Selaput yang meradang mengeluarkan cairan yang berkumpul
menjadi pembengkakan perikardial yang menyukarkan gerakan jantung.
2. Endokarditis, peradangan pada endokardium
Kelainan Pada Pembuluh
1. Aneurisma, pembengkakan yang berbentuk jala pada seluruh lingkaran arteri,
tampak seperti tumor dapat menekan struktur sekitarnya yang mengakibatkan
gejala tekanan atau dapat pula robek.
2. Arteritis, peradangan pada arteri
3. Arteriosklerisis, pengerasan dinding arteri, umumnya bersamaan dengan
hipertensi.
4. Arterosklerosis, kelainan progresif yang sering mengenai arteri anggota
gerak bawah, yang menyebabkan rasa baal, pemucatan dan sakit.
5. Flebitis, peradangan dinding vena yang dapat disebabkan infeksi atau
pelukaan.
6. Trombosis vena, adanya bekuan darah yang menyumbat vena
7. Varises (pembuluh darah mekar), vena tepi mekar dan berkelok-kelok
8. Hemoroid (wasir), vena mekar pada rektum yang menyebabkan perdarahan hebat.
No comments for "Sistem Kardiovaskular (Sistem Peredaran Darah)"
Post a Comment