Hereditas, Lingkungan, dan Penyakit
PENGERTIAN
HEREDITAS
Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau pemindahan Biologis
karateristik individu dari Pihak orang tuanya. Menurut Witherington, hereditas
adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi
lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur
tubuh.
Hereditas pada Individu berupa Warisan ‘’
Specifik genes” yang berasal dari kedua orang tuanya. “Genes” ini terhimpun di
dalam kromosom-kromosom atau “Colared Bodies”. Kromosom-Kromosom baik dari
pihak ayah maupun pihak ibbu berinteraksi membentuk pasangan-pasangan . Dua
anggota dari masing-masing pasangan memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Pasangan kromosom dimana dalam masing-masing kromosom terdapat sejumlah genes
dan masing masing genes memiliki sifat tertentu , membentuk persenyawaan genes
yang demikian menjalin senyawa sifat-sifat genes.
Setiap sel dalam tubuh memiliki hereditas
identik sebagai akibat dari adanya proses individu dan differensiasi. Hereditas juga merupakan factor pertama yang
mempengaruhi perkembangan indvidu. Setiap individu memulai kehidupannya sebagai
organism yang bersel tunggal yang bentuknya sangat kecil, garis tengahnya lebih
kurang 1/200 inci (1/80 cm). sel ini merupakan perpaduan antara sel telur
dengan sel sperma. Di dalam rahim, sel benih yang telah dibuahi teris bertambah
besar dengan jalan pembelahan sel menjadi organism yang bersel dua, empat,
delapan, dst. Hingga setekah kurang lebih 9 bulan menjadi organism yang
sempurna.
Diantara semua sel, sebagian sel di cadangkan
untuk fungsi pembiakan atau pembenihan. Sel-sel ini di sebut sel “germ” sejak individu di lahirkan ia telah
memiliki sel –sel germ ini. Ketika individu mencapai kematangan seksual , dalam
tubuhnya terjadi pembentukan sel-sel benih yang prosesnya berasal dari sel-sel
Germ . Proses ini di sebut Meiosis apabila proses ini terjadi pada anak laki-laki,
maka terbentuklah bahan yang di sebut sperma. Apabila proses ini terjadi pada
anak perempuan maka terbentuklah bahan yang di sebut ova atau telur-telur dalam
kandungan. Produksi benih ini akan lebih nyata ketika anakmencapai tingkat
pubertas. Apabila dua individu berlainan jenis kelamin melakukan perkawinan,
terjadilahproses genetis seperti yang di kemukakan di atas dalam rangka
membentk individu baru.
Proses genetis individu berawal dari
pertemuan antara 24 kromosom pihak ayah dan 24 kromosom pihak ibu . keempat
puluh delapan kromosom itu bercampur dan berinteraksi membentuk pasangan-pasangan
baru . Akibat dari peristiwa ini maka terjadilah pertemuan Genes pada setiap
pasangan Kromosom dari pihak ayah dan ibu yang memiliki sifat tertentu . Akibat
dari pertemuan genes itulah maka terjadi perubahan sifat hereditas. Jadi dasar
hereditas dari perbedaan individual adalah adanya kombinasi-kombinasi genes
yang mengakibatkan adanya perubahan-perubahan
sifat genes.
PENGERTIAN
LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan hal- hal yang mencakup
segala materil dan stimuli di dalam dan di luar diri individu baik yang
bersifat fisiologis, psikologis maupun yang bersifat social cultural. Dengan
demikian lingkungan dapat di artikan secara fisiologis, secara psikologis, dan
secara sosio cultural.
Secara Fisiologis lingkungan meliputi segala
kondisi materil jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam,
system saraf, peredaran darah, peranapasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar
indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis , lingkungan mencakup
segenap stimulasi yang di terima individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran
sampai matinya. Stimulasi itu misalnya barupa : sifat-sifat genes interaksi
genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan,
emosoi, dan kapasitas intelektual.
Secara sosio cultural, lingkungan mencakup
segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hbungannya dengan
perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok,
pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan dan
penyuluhan adalah termasuk sebagai lingkungan ini.
Dengan di perluasnya konsep tentang lingkungan
ini , maka orangpun semakin mengalami kesulitan dalam membedakan antara konsep
lingkungan dengan konsep Heraditas. Kesulitan itu dapat mengakibatkan orang
menjadi kebingungan dalam membedakan antara heraditas dan lingkungan apabila
jika yang di maksudkan lingkungan adalah lingkungan fisiologis. Kebingungan itu
dapat meningkat menjadi miskonsepsi setelah orang menghadapi istilah-istilah
Heraditari, inbom, innate, congenital, dan native. Istilah-istilah tersebut
sulit sekali di bedakan, padahal beberapa istilah itu adalah ada yang
invironmental.
PENGARUH
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN INDIVIDUAL
Setiap perkembangan pribadi seseorang
merupakan hasil interaksi antara Hereditas dan lingkungan. Pengaruh hereditas
berasal dari kombinasi -kombinasi genes. Genes adalah Molekul-molekul protein
submikroscopis yang terdapat di dalam sel-sel germ dengan cara tertentu , genes
membentuk kromosom-kromosom. Kombinasi dan perubahan-perubahan ganes sangat Kompleks
dan unik bagi masing-masing individu itulah yang menentukan hereditas masing-masing
individu.
Satu sel atau Germ manusia berisikan 24
pasang kromosom dan masing-masing kromosom membentuk beribu ribu genes. Genes
ini memberikan sifat kepada masing-masing kromosom dan sifat-sifat kromosom itu
dapat di hubungkan dengan tipe-tipe kepribadian, ciri-ciri jasmaniah atau
pekerjaan-pekerjaan individual. Sebagai gambaran dalam satu sel germ yang
terdiri atas 24 kromosom dapat berisikan 24 macam sifat pekerjaan misalnya
Pendidik, dokter,tukang kayu, arsitek, pengusaha dan sebagainya. Pada saat
konsepsi, masing-masingpasangan kromosom berinteraksi membentuk individu baru.
Manusia mewariskan hidung, rambut, kulit,
bentuk tengkorak, dan kecenderungan untuk menjadi pendek atau tinggi. Cacat
fisik seperti bibir sumbing, buta warna, jari buntung dan lain-lain juga di
wariskan. Penyakit-penyakit umum kecuali diabetes adalah tidak di wariskan.
Dalam segi mental hanya ada dua cacat mental yang di wariskan masing-masing
yaitu “feeblemindedness” dan “huntington’s chorea” yang di tandai dengan
ketidakseimbangan fisik dan mentral. Menurut kebanyakan ahli jiwa intelegensi
termasuk kapasitas yang di wariskan.
Individu dan perkembangannya adalah produk dari dari hereditas dan
lingkungan. Hereditas dan lingkungan sama-sama berperanan penting bagi
perkembangan individu. Dengan adanya saling tergantung antara Hereditas dan
lingkungan, hal ini menimbulkan permasalahan yang pelik bagi para sarjana.
Dengan meneliti seseorang secara langsung mereka tidak dapat mengamati dominasi
pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap warna rambut, warna kulit, bentuk
tengkorak, dan intelegensi seseorang. Penelitian akan berhasil apabila meneliti
sekurang-kurangnya dua orang dengan latar belakang pengalaman dan pengalaman-pengalaman
mereka.
Sifat-sifat yang hereditas sangat sukar di
ubah, meskipun pada generasi-generasi berikutnya di adakan modifikasi intensif
misalnya dengan program-program Eugenic (egenitik), sterilisasi ataupun
perkawinan selektif. Sedangkan sifat-sifat yang tumbuh akibat pengaruh
lingkungan relative lebih mudah untuk di ubah melalui perbaikan-perbaikan pendidikan,
social dan politik.
PENYAKIT
GENETIK
Secara klinis, penyakit genetik terbagi atas
2 kelompok yang berhubungan dengan :
A. KELAINAN
KROMOSOM
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
kelainan kromosom adalah sebagai berikut :
1. Sindrom Jacobs
(47, XYY atau 44A + XYY) = Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom
kelamin (XYY). Kelainan ini ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965 dengan
ciri-ciri pria bertubuh normal, berperawakan tinggi, bersifat antisosial,
perilaku kasar dan agresif, wajah menakutkan, memperlihatkan watak kriminal, IQ
dibawah normal.
2. Sindrom
Klinefelter (47, XXY atau 44A + XXY) = Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3
kromosom kelamin (XXY). Kelainan ini ditemukan oleh H.F. Klinefelter tahun
1942. Penderita berjenis kelamin laki-laki tetapi cenderung bersifat
kewanitaan, testis mengecil dan mandul, payudara membesar, dada sempit, pinggul
lebar, rambut badan tidak tumbuh, tubuhnya cenderung tinggi (lengan dan kakinya
panjang), mental terbelakang.
3. Sindrom
Turner (45, XO atau 44A + X) = Penderita mempunyai 44 Autosom dan hanya 1
kromosom kelamin yaitu X. Kelainan ini ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1938.
Penderita Sindrom Turner berkelamin wanita, namun tidak memiliki ovarium, alat
kelamin bagian dalam terlambat perkembangannya (infatil) dan tidak sempurna,
steril, kedua puting susu berjarak melebar, payudara tidak berkembang, badan
cenderung pendek (kurang lebih 120 cm), dada lebar , leher pendek, mempunyai
gelambir pada leher, dan mengalami keterbelakangan mental.
4. Sindrom Cri
du chat = Anak yang dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5 ini
mempunyai mental terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan penampakan
wajah yang tidak biasa, dan memiliki tangisan yang suaranya seperti suara
kucing. Penderita biasanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak.
B. PENYAKIT
KETURUNAN
Defek pada gen dan tidak dapat dilihat pada
analisis kromosom, tapi dapat dianalisis dari family tree atau dengan
pemeriksaan biokimia dan tes biologi molekuler. Golongan ini dikenal sebagai
penyakit akibat defek gen tunggal yang digolongkan sebagai mutasi baru atau
penyakit keturunan yang diturunkan seperti :
1. Penyakit
autosomal dominan
a. Huntington =
Huntington merupakan suatu penyakit karena terjadi degenerasi sistem saraf yang
cepat dan tidak dapat balik. Penderita menggelengkan kepala pada satu arah.
Huntington disebabkan oleh alel dominan (H). Oleh karena itu, dengan satu alel
H saja semua individu yang heterozigot akan mendapatkan Huntington. Individu
normal mempunyai alel resesif (hh).
b. Polidaktili =
Polydactyly ialah terdapatnya jari tambahan pada satu atau kedua tangan / kaki.
Tempat jari tambahan itu berbeda-beda , ada yang terdapat dekat ibu jari dan
ada pula yang terdapat dari jari kelingking.
2. Penyakit
autosomal resesif
a. Anemia sel
sabit = Penyakit anemia sel sabit disebabkan oleh substitusi suatu asam amino
tunggal dalam protein hemoglobin berisi sel sel darah merah. Ketika kandungan
oksigen darah individu yang diserang, dalam keadaan rendah (misalnya pada saat
berada ditempat yang tinggi atau pada wktu mengalami ketegangan fisik),
hemoglobin sel sabit akan mengubah bentuk sel-sel darah merah menjadi bentuk
sabit. Individu yang menderita anemia sel sabit disimbolkan dengan ss.
Sedangkan individu normal memiliki genotipe SS dan karier anemia sel sabit
disimbolkan dengan Ss.
b. Albino = Kata
albino berasal dari albus yang berarti putih.Kelainan terjadi karena tubuh
tidak mampu membentuk enzim yang diperlukan untuk merubah asam amino tirosin
menjadi beta-3,4-dihidroksipheylalanin untuk selanjutnya diubah menjadi pigmen
melanin. Pembentukan enzim yang mengubah tirosin menjadi melanin, ditentukan
oleh gen dominan A, sehingga orang normal mempunyai genotipe AA atau Aa, dan
albino aa.
c. Phenylketonuria
= Phenylketonuria merupakan suatu penyakit keturunan yang disebabkan oleh
ketidakberesan metabolisme, dimana penderita tidak mampu melakukan metabolisme
fenilalanin dengan normal. Asam amino ini merupakan bahan untuk mensintesis
protein, tirosin dan melanin. Sebagian fenilalanin diubah menjadi fenil
piruvat. Gejala penyakit ditandai dengan bertimbunnya asam amino dalam darah
yang banyak terbuang melalui urin, mental terbelakang (IQ 30), rambut putih,
mata kebiruan (produksi melanin kurang baik), bentuk tubuh khas seperti orang
psychotic, gerakan menyentak-nyentak dan bau tubuh apak. Bayi yang menderita
phenylketonuria mengandung kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah dan
jaringan, karena tidak memiliki enzim phenylalanin hidroxylase, yang mengubah
fenilalanin menjadi tirosin. Asam phenylpiruvatpun meningkat, diekskresi
melalui urin dan keringat, sehingga tubuh berbau apak. Kadar fenilalanin yang
tinggi dapat merusak otak bayi, dan mundurnya kejiwaan setelah berumur 6 tahun.
Penderita mempunyai genotip phph (homozigot resesif). Orang normal mempunyai
genotip PhPh (homozigot dominan) dan Phph (heterozigot).
3. X-linked
resesif.
a. Hemofilia = Hemofilia
merupakan gangguan koagulasi herediter yang paling sering dijumpai. Hemofilia
disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII atau faktor IX sehingga dapat
dikelompokkan menjadi hemofilia A dan hemofilia B. Kedua gen tersebut terletak
pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait –X, yang disebabkan
karena tidak adanya protein tertentu yang diperlukan untuk penggumpalan darah,
atau kalaupun ada kadarnya rendah sekali. Umumnya luka pada orang normal akan
menutup (darah akan membeku) dalam waktu 5-7 menit. Tetapi pada penderita
hemofilia, darah akan membeku 50 menit sampai 2 jam, sehingga mudah menyebabkan
kematian karena kehilangan terlalu banyak darah. Perempuan yang homozigot
resesif untuk gen ini merupakan penderita (XhXh), sedangkan perempuan yang
heterozigot (XhXH) pembekuan darahnya normal namun ia hanya berperan sebagai
pembawa / carier. Seorang laki-laki penderita hanya mempunyai satu genotip
yaitu (XhY).
b. Buta Warna =
Penderita tidak dapat membedakan warna hijau dan merah , atau semua warna.
Individu yang buta terhadap warna hijau (tipe deutan) dan merah (tipe protan)
dikarenakan individu tersebut tidak mempunyai reseptor yang dapat mendeteksi
cahaya pada panjang gelombang hijau atau merah. Buta warna merupakan penyakit
yang disebabkan oleh gen resesif c (color blind) yang terdapat pada kromosom X.
Perempuan normal mempunyai genotip homozigotik dominan CC dan heterozigotik Cc,
sedangkan yang buta warna adalah homozigotik resesif cc. Laki-laki hanya
mempunyai sebuah kromosom-X, sehingga hanya dapat normal XY atau buta warna XY.
c. Sindrom
Fragile X = Nama sindrom fragile diambil dari penampakan fisik kromosom X yang
tidak normal. Bagian kromosom X yang mengalami konstriksi (pelekukan) dibagian
ujung lengan kromosom yang panjang. Dari semua bentuk keterbelakangan mental
yang disebabkan oleh faktor genetik, bentuk yang paling umum adalah fragile.
d. Sindrom
Lesch-Nyhan = Penyakit ini timbul karena adanya pembentukan purin yang
berlebihan. Sebagai hasil metabolisme purin yang abnormal ini, penderita
memperlihatkan kelakuan yang abnormal, yakni kejang otak yang tidak disadari
serta menggeliatkan anggota kaki dan jari-kari tangan. Selain dari itu
penderita juga tuna mental, menggigit serta merusak jari-jari tangan da
jaringan bibir. Semua penderita adalah laki-laki dibawah umur 10 tahun, dan
belum pernah ditemukan pada perempuan.
No comments for "Hereditas, Lingkungan, dan Penyakit"
Post a Comment