Diet Gagal Ginjal Dengan Dialisis

(Image: Fresenius Medical Care)

Gambaran Umum:
Dialisis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan fungsi ginjal  berat, di mana ginjal tidak mampu lagi mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memproduksi hormon-hormon. Ketidakmampuan ginjal mengeluarkan  produk-produk sisa metabolisme menimbulkan gejala uremia. Dialisis dilakukan bila hasil Tes Kliren Keratinin <15 ml/menit.
Dialisis dapat dilakukan dengan cara hemodialisis atau dialisis  peritoneal. Cara yang paling banyak digunakan adalah hemodialisis. Pada  proses hemodialisis, aliran darah ke ginjal dialihkan melalui membran semipermeabel dari ginjal tiruan (mesin cuci ginjal) sehingga produk-produk sisa metabolisme dapat dikeluarkan dari tubuh. Pada proses dialisis peritoneal, aliran darah dialihkan melalui dinding semipermeabel dari peritoneum.
Anjuran diet didasarkan pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran tubuh. Karena nafsu makan pasien pada umumnya rendah, maka perlu diperhatikan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet yang ditetapkan.

Tujuan Diet:
(1) Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi, agar pasien dapat melakukan aktivitas normal.
(2) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
(3) Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan.

Syarat Diet:
(1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada pasien Hemodialisis (HD) maupun Continuons Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan jumlah energi yang berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat badan, harus dilakukan secara berangsur (250-500 g/minggu) untuk mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (Lean Body Mass).
(2) Protein tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1-1,2 g/kg BB ideal/hari pada HD dan 1,3 g/kg BB ideal/hari pada CAPD, 50% protein hendaknya bernilai biologi tinggi.
(3) Karbohidrat cukup, yaitu 55-75% dari kebutuhan energi total.
(4) Lemak normal, yaitu 15-30% dari kebutuhan energi total.
(5) Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar per 24 jam. Pada HD 1 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 0,5 liter urin. Pada CAPD 1-4 g + penyesuaian menurut ju uaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 0,5 liter urin.
(6) Kalium sesuai dengan urin yang keluar/24 jam. Pada HD 2 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 1 liter urin. Pada CAPD 3 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 1 liter urin.
(7) Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu, diberikan suplemen kalsium.
(8) Fosfor dibatasi, yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hari.
(9) Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500-750 ml.
(10) Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti vitamin B, asam folat, dan vitamin C.
(11) Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang mengandung energi dan protein tinggi.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian:

Diet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal dan ukuran badan pasien. Diet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus direncanakan perorangan. Berdasarkan berat badan pasien, ada 3 jenis diet dialisis. Yaitu:
(1) Diet Dialisis I, 60 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan kerang lebih 50 Kg.
(2) Diet Dialisis II, 65 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan kerang lebih 60 Kg.
(3) Diet Dialisis III, 70 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan kerang lebih 65 Kg.

Referensi:

Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

No comments for "Diet Gagal Ginjal Dengan Dialisis"

loading...
loading...