Karakteristik Bahan Penyegar
Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang
dapat merangsang pemakainya, baik digunakan untukmerokok(furnitori), menyirih
(mastikatori) ataupun dalam minuman. Mengapa disebut penyegar karena bias
merangsang respon syaraf untuk lebih aktif sehingga menghasilkan efek
segar. Yang termasuk bahan penyegar
antara lain kopi,teh,colakt,tembakau,sirih,kola,candu dan ganja. Pada umumnya
bahan – bahan tersebut mengandung zat perangsang yang temasuk golongan
alkaloid. Pada bab ini akan diberikan gambaran mengenai kopi, teh dan coklat.
JENIS-JENIS
BAHAN PENYEGAR
KOPI
Kopi adalah biji dari tanaman Coffea spp
dalam bentuk bugil dan belum disangrai.Kopi merupakan sejenis berasal dari
proses pengolahan dan ekstrasi biji tanaman kopi.kata kopi sendiri beasal dari
bahasa arab qahwah yang berarti kekuatan ,karena pada awalnya kopi digunakan
sebagai makanan berenergi tinggi.Kata qahwah kembali mengalami perubahan
menjadi kahvehdalam bahasa belanda.Penggunaan kata koffie segera diserap ke
dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini. Berdasarkan jenis kopi dapat dibedakan ke
dalam :
1. Varietas
kopi Arabica
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional
dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan
menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Ethiopia dan sekarang
telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika
Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia.
Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara
beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m
di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi
lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang
dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.
2. Varietas
kopi Robusta
Salah satu varietas kopi robusta yang
terkenal adalah kopi luwak dari Indonesia dan Kape Alamid dari Filipina. Biji
kopi ini dikumpulkan dari musang luwak. Kopi ini memiliki rasa yang khas.
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo
pada tahun 1898. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena
rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang
jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas
daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi
robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut.
Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit.
Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di
Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.
TEH
Daun teh digunakan terutama untuk membuat the
hitam dan teh hijau. Perbedaan kedua macam the tersebut disebabkan oleh cara
pengolahan yang berbeda. Mutu the sangat ditentukan oleh cara daun yang
dipetik. Kuncup atau peko dan daun muda akan memberikan mutu the yang lebih
baik dari pada daun tua.
Daun burung adalah daun pucuk terakhir
sebelum pucuk dorman. System pemetikan P+1 berarti pucuk yang dipetik dari
pucuk peko dan sebuah daun sebelumnya (di bawahnya), P+2 berarti peko dan 2
daun pucuk berturut – turut sebelumnya. Teh (camellia sinenesis) merupakan
jenis tanaman yang tumbuh baik didataran tinggi.Bagian yang paling banyak
dimanfaatkan dari tanaman teh adalah bagian daunnya.
Daun the yang baru dipetik mengandung air
sekitar 75 – 82 % dan selebihnya terdiri dari bahan organic misalnya
tannin,kafein,pectin,protein,pati,minyak atsiri dan vitamin.
COKLAT (KAKAO)
Biji coklat diperoleh dari buah tanaman
coklat. Berdasarkan bentuk dari buahnya dibedakan atas jenis Kriolo(Criollo)
yang bentuknya agak memanjang dan jenis Forastero yang bentuknya agak bulat.
Selain dari bentuknya, jenis kriolo dan forastero dibedakan berdasarkan pada
warna dimana kriolo tidak berwarna sedangkan forastero berwarna ungu muda. Pada
umumnya mutu coklta forastero lebih rendah daripada coklat kriolo
Buah coklat biasanya mengandung 30 – 40 biji
yang tertutup oleh pulp yang berlendir.pulp segar umumnya berwarna putih
susu,lunak dan berlendir. Bagian pulp ini sebenarnya adalah bagian dinding buah
yang melekat pada epidermis kulit biji.
Biji coklat mentah yang masih segar terdiri
dari bagian – bagian, berturut – turut dari luar adalah pulp,kulit biji,kulit
ari,keeping biji dan lembaga(embryo). Biji coklat umumnya terutama mengandung
lemak,karbohidrat,protein,dan tannin, disamping zat – zat lainnya seperti
mineral,pigmen,asam dan air. Tannin dalam coklat berperan dalam proses
fermentasi yang akan merubah aroma coklat yang dihasilkan, selain itu, pulp
berperan sebagai sumber fermentasi coklat.
Menurut jenis tanaman,biji kakao digolongkan dalam :
1. Couverture
Couverture adalah jenis cokelat terbaik.
Cokelat ini murni dengan persentase lemak kakaonya yang tinggi, sehingga
menghasilkan flavor yang sangat baik. Biasanya digunakan untuk pembuatan produk
cokelat buatan tangan. Sebelum digunakan, cokelat jenis ini melalui proses
temper (dilelehkan) terlebih dahulu.
2. Cokelat
tawar
Cokelat jenis ini baik digunakan untuk kue,
cake, dan aneka makanan ringan lainnya. Persentase massa kakao bervariasi,
antara 30-70 persen. Semakin tinggi konsentrasi massa kakao, semakin baik
flavor-nya.
3. Cokelat susu
Jenis cokelat yang satu ini merupakan
campuran gula, kakao, cokelat cair, susu, dan vanila. Cokelat jenis ini paling banyak dikonsumsi.
Massa kakaonya cukup rendah, hanya 20 persen dan rasanya lebih manis dibandingkan
cokelat tawar.
Cokelat satu ini pasti disukai anak-anak
karena bisa langsung disantap dengan rasa yang manis. Kandungan susunya membuat
rasa menjadi lebih lembut. Jika Anda hendak membuat kue, cokelat jenis ini
bukanlah pilihan yang baik. Selain kandungan cokelatnya relatif sedikit,
cokelat ini mudah hangus bila dilelehkan.
4. Cokelat
putih
Cokelat yang umumnya berwarna putih ini tidak
mengandung massa kakao yang tinggi.
Selain dikonsumsi langsung, cokelat putih kerap digunakan untuk
dekorasi. Cokelat ini terbuat dari lemak cokelat, gula, dan vanili yang tidak
mengandung cokelat padat. Karena mudah hangus, ada baiknya dimasak secara
hati-hati.
5. Kakao
Produk cokelat satu ini terbuat dari massa
kakao setelah lemak kakaonya dipisahkan. Produk ini sangat mudah diolah dan
ekonomis. Bisa didapati di warung-warung sekitar tempat tinggal Anda.
6. Cokelat cair
Cokelat cair merupakan produk minuman yang
mengandung massa kakao dan mengandung kadar gula tinggi. Kadar gulanya,
disebut-sebut sebagai biang keladi meningkatnya berat badan.
SIFAT FISIK
BAHAN PENYEGAR
1. SIFAT FISIK
KOPI
Buah kopi terdiri atas 3 bagian : lapisan
kulit luar (excocarp), lapisan daging (mesocarp), lapisan kulit tanduk
(endoscarp)
Derajat penyangraian diidentifikasi dari sifat fisik –mekanisme
biji kopi meliputi warna,kehilangan berat,kadar air,tekstur dan densitas
biji.Penurunan kekerasan dan densitas dapat dimodelkan dengan persamaan
kinetika sedangkan perubahan warna ditunjukkan denga penurunan nilai.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada suhu penyangraian berpengaruh terhadap
perubahan sifat fisik mekanis pada kopi. Suhu minimum untuk penyangraian
adalah180°C,sedangkan penyangraian dengan suhu 200°C selama 12 menit
menghasilkan biji kopi yang tersarai baik.
2. SIFAT FISIK TEH
Pada saat sebelum ditemukan cara pengujian
mutu fisik maka atribut mutu fisik teh diukur secara inderawi.Atribut tersebut
misalnya kekeringan,kerapuhan,warna(teh kering,air
seduhan),bentuk,density,ukuranpartikel, dan lain-lain.pada saat ini beberapa
atribut mutu fisik telah dapat ditentukan dengan prosedur
dan instrumen analisis fisik tertentu sehingga cara mengkomunikasikannya
lebih kuantitaf.warna teh dapat diukur memakai chromameter,dan warna seduhan teh
dinyatakan dalam besaran total warna
yang merupakan persen absorbansi sinar tampak pada panjang gelombang tertentu.
3. SIFAT FISIK
COKLAT (KAKAO)
Kadar Air Biji : Kadar air merupakan sifat fisik yang sangat penting dan sangat diperhatikan. Selain sangat berpengaruh
terhadap randemen hasil (yield), kadar air berpengaruh pada daya tahan
biji kakao terhadap kerusakan terutama
saat penggudangan dan pengangkutan. Biji
kakao, yang mempunyai kadar air
tinggi, sangat rentan terhadap serangan jamur dan serangga, keduanya sangat
tidak disukai oleh konsumen karena cenderung menimbulkan kerusakan cita-rasa
dan aroma dasar yang tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya. Standar
kadar air biji
kakao mutu ekspor adalah 6 - 7 %. Jika lebih tinggi dari nilai tersebut,
biji kakao tidak aman disimpan dalam waktu lama, sedang jika
kadar air terlalu rendah biji kakao cenderung menjadi rapuh.
Ukuran Biji : Ukuran biji kakao merupakan
karakteristik fisik penentuan randemen hasil lemak, dimana semakin besar ukuran
biji kakao, maka semakin tinggi randemen lemak dari dalam biji. Ukuran biji
kakao dinyatakan dalam jumlah biji (beans account) per 100 gram contoh uji yang
diambil secara acak pada kadar air 6 - 7 %.
Ukuran biji rata-rata yang masuk kualitas ekspor adalah antara 1,0 - 1,2
gram atau setara dengan 85 - 100 biji per 100 gram. Ukuran biji kakao kering
sangat dipengaruhi oleh jenis bahan tanaman, kondisi kebun (curah hujan) selama
perkembangan buah, perlakuan agronomis dan cara pengolahan
Biji kakao terdiri atas keping biji (nib)
yang dilindungi oleh kulit (shell). Kadar kulit dihitung atas dasar
perbandingan berat kulit dan berat total biji kakao (kulit + keping) pada kadar
air 6 - 7 %. Standar kadar kulit biji kakao yang umum adalah antara 11 - 13 %.
Namun, nilai kadar kulit umumnya tergantung pada permintaan konsumen. Beberapa
konsumen bersedia membeli biji kakao dengan kadar kulit di atas nilai tersebut.
Mereka akan memperhitungkan koreksi harga jika kadar kulit lebih tinggi dari
ketentuan karena seperti halnya ukuran biji, kadar kulit berpengaruh pada
randemen hasil lemak.
Kadar Kulit Biji : Biji kakao dengan kadar
kulit yang tinggi cenderung lebih kuat atau tidak rapuh saat ditumpuk di dalam
gudang sehingga biji tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Sebaliknya, jika kadar kulit
terlalu rendah, maka penjual (eksportir)
biji kakao akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan bobot. Kadar kulit biji kakao dipengaruhi oleh jenis bahan
tanaman dan cara pengolahan (fermentasi dan pencucian).
Semakin singkat waktu fermentasi, kadar kulit biji kakao semakin tinggi karena sebagian besar
sisa lendir (pulp) masih menempel pada biji. Namun demikian, kandungan kulit
biji tersebut dapat dikurangi dengan
proses pencucian
PENANGANAN
PASCA PANEN
KOPI
Pengolahan buah kopi dapat dilakukan dengan
cara basah maupun kering. Kedua cara pengolahan ini akan menghasilkan kopi
beras dengan kadar air sekitar 14,5%. Berikut ini cara kerja pengolahan buah
kopi baik dengan cara basah maupun kering.
1. Cara Basah
Kupas buah kopi sudah masak, diusahakan kutit
tanduknya tidak ikut terkupas. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan mesin
pulper yang digerakan oleh mesin penggerak atau tenaga manusia. Biji kopi yang
sudah terlepas dari daging buahnya segera di cuci atau dialirkan lewat saluran
air. Selanjutnya dilakukan :
a. Pengolahan
cara basah dengan fermentasi kering : Biji kopi setelah dicuci langsung
dikeringkan.
b. Pengolahan
cara basah dengan fermentasi kering : Setelah pencucian, biji kopi digunduk –
gundukan dalam bentuk gunungan kecil (kerucut) dan ditutup dengan karung goni.
Agar proses fermentasi berlangsung merata, maka perlu dilakukan pengadukan dan
penggundukkan kembali sampai proses fermentasi dianggap selesai yaitu jika
lapisan lender mudah terlepas
c. Pengolahan
cara basah dengan fermentasi basah : Biji kopi direndam dalam bak fermentasi
dimana proses fermentasi itu sendiri akan berlangsung sekitar 1,5 – 4,5 hari.
Setelah proses fermentasi, biji kopi dicuci baik secara manual (diaduk – aduk
dengan tangan atau diinjak – injak dengan kaki) atau secara mekanik dengan
mesin pencuci. Selanjutnya biji kopi dikeringkan. Pengeringan dilakukan 2
tahap, pada tahap pertama pengeringan dilakukan pada suhu 1000C sampai kadar
air biji 30% selanjutnya pada pengeringan tahap kedua dilakukan pada suhu 50 –
600C sampai kadar air dibiji 6 – 8%. Biji kopi yang telah dikeringkan,
didinginkan selama 24 jam kemudian dikupas dengan mesin huller untuk melepaskan
kulit tanduknya.
2. Cara Kering
Buah kopi dijemur selama 10 – 14 hari
sehingga kadar iarnya 18 – 20%. Selanjutnya dilakukan pengeringan pada suhu 50
– 600C sehingga diperoleh kopi gelondongan dengan kadar air 6 – 8%. Setelah
didinginkan, dilakukan pengupasan dua kali. Pengupasan pertama untuk melepaskan
daging buah yang telah dikeringkan, dan pengupasan kedua untuk melepaskan
tanduk dan kulit ari
Biji kopi kering maupun Biji coklat kering
tidak dapat langsung dikonsumsi karena belum mempunyai aroma,flavor dan warna
yang khas. Oleh karena itu biji coklat tersebut harus diolah lebih lanjut untuk
memperoleh sifat – sifat yang dikehendaki. Pengolahan dasar yang dilakukan
adalah dengan peyangraian dan penggilingan.
Biji kopi disangrai pada suhu 193 - 1990C
(light roast), 2040C (medium roast) dan 213-2210C (dark roast). Penyangraian
dihentikan apabila kopi sudah mudah dipecah dengan kedua jaringan. Selanjutnya
diinginkan cepat – cepat dalam kotak pendingin dan kemudian digiling dengan
menggunakan grinder. Penyaringan dilakukan supaya ukuran partikel seragam
TEH
Di Indonesia dikenal 2 macam pengolahan teh
yaitu pengolahan teh hitam dan pengolahan teh hijau. Pengolahan teh hitam
dilakukan oleh perkebunan – perkebunan besar, sedangkan untuk pengolahan teh
hijau biasanya dilakukan oleh perkebunan – perkebunan rakyat. Di samping the
hitam dan the hijau dikenal juga pengolahan teh “Oolong” dimana pengolahan
jenis the ini hanya dilakukan di Taiwan.
Daun
teh digunakan terutama untuk membuat teh hitam dan teh hijau, perbedaan kedua
macam teh tersebut disebabkan oleh cara pengolahan yang berbeda. Mutu teh
sangat ditentukan oleh macam daun yang dipetik. Kuncup atau peko dan daun muda
akan memberikan mutu teh yang lebih baik daripada daun tua.
Daun burung adalah daun pucuk terakhir
sebelum pucuk dorman. System pemetikan P + 1 berarti pucuk yang dipetik terdiri
dari pucuk peko dan sebuah daun sebelumnya (di bawahnya), P+2 berarti peko dan
2 pucuk berturut – turut sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 10. 2
Daun teh yang baru dipetikmengandung air
sekitar 75 – 82% dan selebihnya terdiri dari bahan organic misalnya tanin. Zat
tanin yang banyak terdapat pada pucuk teh memegang peranan penting dalam
menentukan warna, rasa dan aroma.
Beberapa pengolahan daun teh yang biasa
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teh
hitam
Daun teh dilayukan pada suhu 35o C selama 10
– 20 jam atau pada suhu 54.40C (1300F) selama 3 – 4 jam. Selanjutnya dilakukan
penggulungan menggunakan mesin penggulung. Bagian – bagian pucuk yang telah
digulung dan telah melalui saringan, langsung dibawa ke ruang fermentasi,
sedangkan bagian – bagian yang masih kasar digulung kembali dan apabila perlu
diberikan tekanan selama proses penggulungannya.
Bubuk daun the difermentasikan pada meja atau
rak tempat fermentasi selama 2,5 – 3 jam dengan suhu ruangan fermentasi sekitar
260 C. kemudian bubuk the dikeringkan
dengna system counter current dengan udara panas bersuhu 71,1 – 82,20 bola kering serta 37,80 C bola basah.
Pengeringan dilakukan sampai kadar air bubuk the mencapai 3%. Penyaringan
dilakukan terhadap bubuk teh yang sudah dikeringkan.
2. Teh Hijau
Proses pembuatan teh hijau hampir sama dengan
proses pembuatan teh hitam, hanya tidak dilakukan fermentasi. Proses
pembuatannya biasanya dilakukan dengan cara dan peralatan sederhana.
Proses pengolahannya yaitu dengan melayukan
daun the dengan cara menjemurnya beberapa jam di atas tampah sampai daun
tersebut layu. Selanjutnya dilakukan penggulungan dengan cara menggilas daun
teh di atas tampah menggunakan tangan atau kaki sampai sebagian besar cairan
sel terperas keluar. Lalu dikeringkan sampai kadar airnya cukup rendah.
3. The Oolong
Pelayuan daun teh dilakukan pada suhu sekitar
300C selama 5 – 6 jam. Pemanasan dilakukan pada suhu tinggi 10 menit dengan
menggunakan panic pemanasan. Selama pemanasan, dilakukan pengadukan agar daun
teh tidak hangus. Selanjutnya dilakuakn penggulungan selama 10 menit.
Pencucian dilakukan dengan cara mengaduk –
aduk daun dengan tangan dalam air yang mengalir. Pencucian dilakuakn dengan
hati – hati untuk mencegah kerusakan daun. Selanjutnya teh tersebut dijemur di
atas tikar.
COKLAT
Penanganan
panen dan pasca panen buah kakao sangat penting, kegiatan inilah yang
menentukan produk akhir buah kakao.
Proses pengolahan buah coklat hampir sama denga proses
pengolahan buah kopi. Pada prinsipnya proses pengolahan buah coklat meliputi
tahap pengupasan,fermentasi,perendaman dan pencucian serta pengeringan, berikut
langkah – langkah yang bias dilakukan dalam pengolahan buah coklat yaitu:
1. Buah coklat
dikupas dengan pisau yang tajam atau
alat lain. Lalu biji coklat ditempatkan dalam keranjang bamboo, didasar
keranjang diberi alas daun bamboo. Tumpukan biji coklat ditutup dengan daun
pisang juga. Fermentasi dilakukan selama
2 – 8 hari. Tumpukan biji coklat diaduk setiap 1 – 2 hari sekali. Pengadukan
dapat dilakukan dengan cara memindahkan
biji coklat yang difermentasikan pada keranjang yang lain. Proses fermentasi
dihentikan jika warna biji sudah berwarna coklat dan bentuknya menggembung.
Setelah proses fermentasi, dilakukan
perendaman dan pencucian. Perendaman dilakukan selama kurang lebih 2
jam.
2. Menggunakan
Mortat
Pertama – tama contoh ditimbang sebanyak 10
gram. Sementara itu disiapkan 30 ml aquades pada geleas ukur. Lalu contoh
ditempatkan pada mortar dengan sedikit pasir bersih, kemudian ditambahkan
sedikit aquades dari gelas ukur ke dalam mortar. Contoh dihancurkan selama 3
menit. Selanjutnya semua sisa air pada gelas ukur di tambahkan ke dalam mortar dan dicampur sampai merata. Kemudian
dilakukan pengeringan dengan metode seperti pada nomor 1.
Biji coklat kering tidak dapat langsung
dikonsumsi karena belum mempunyai aroma,flavor dan warna yang khas. Oleh karena
itu biji coklat tersebut harus diolah lebih lanjut untuk memperoleh sifat –
sifat yang dikehendaki. Pengolahan dasar yang dilakukan adalah dengan
peyangraian dan penggilingan.
Biji Coklat disangrai pada suhu 120 - 1210 C
selama 15 menit sampai 2 jam. Khusus untuk biji coklat jenis criollo,
pennyangraian dilakukan pada suhu 95 -
1100 C. proses pemyaraian selesai apabila warna bagian dalam keeping berubah menjadi coklat tua dan rasa pahit berkurang. Kadar air biji setelah
penyangraian sekitar 2,5%. Selanjutnya biji coklat yang sudah disangrai
digiling dengan menggunakan grinder sehingga didapatkan bubuk coklat.
Penyaringan dilakukan untuk mendapatkan ukuran partikel seragam.
HASIL OLAHAN
SETENGAH JADI
Hasil Olahan Setengah Jadi Kopi :
1. Kopi bubuk
2. Kopi sachet
Hasil Olahan Setengah Jadi The :
1. Teh Sachet
2. Teh seduh
daun kering
Hasil Olahan Setengah Jadi Coklat
1. Coklat
permen
2. Coklat bubuk
3. Coklat
powder
4. Susu coklat
sachet
No comments for "Karakteristik Bahan Penyegar"
Post a Comment