Diet Dislipidemia

(Image: UnityPoint Health)

Gambaran Umum:
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalahkenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), kenaikan kadar trigliseridaserta penurunan kadar HDL (kolesterol baik). Idealnya kadar HDL dalam tubuh harus tinggidan kadar LDL, TG dan kolesterol total tidak boleh berlebih.
Kolesterol terutama disintesisi di dalam hati adalah hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Penyebab utama peningkatan kolesterol dalam darah adalah faktor keturunan dan asupan lemak tinggi. Asupan lemak total berhubungan dengan kegemukan, yang merupakan faktor resiko utama untuk terserang aterosklerosis. Asam lemak tidak jenuh ganda dan asam lemak tidak jenuh tunggal, serat larut air, karbohidrat komlpeks, dan diet vegetarian mempunyai pengaruh baik terhadap kadar lipid darah sedangkan asam lemak jenuh, kolesterol, dan kegemukan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap kadar lipid darah yang berkaitan dengan resiko penyakit jantung koroner.
Trigliserida dalam tubuh berasal dari lemak makanan atau dari hasil perubahan unsur-unsur energi yang berlebihan dalam tubuh. Trigliserida diangkut oleh Very Low Density Lipoprotein (VLDL) atau kilomikron dalan jaringan tubuh sebagai sumber energi atau ke jaringan lemak untuk disimpan. Penyebab utama peningkatan trigliserida darah adalah faktor genetika, kegemukan, alkhohol, hormon estrogen, obat-obatan, Diabetes Melitus tidak terkontrol, penyakit ginjal kronik, penyakit hati, serta asupan karbohidrat sederhana berlebihan.

Tujuan Diet:
(1) Menurunkan berat badan bila kegemukan.
(2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
(3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.
(4) Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana.

Syarat Diet:
(1) Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik. Bila kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan meningkatkan aktivitas fisik. Penurunan asupan energi disertai penurunan berat badan biasanya menghasilkan penurunan kadar trigliserida darah yang cepat.
(2) Lemak sedang, < 30% dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh untuk Diet Dislipidemia Tahap I, < 10% dari kebutuhan energi total dan untuk Diet Dislipidemia Tahap ll, < 7% dari kebutuhan energi total. Lemak tak jenuh ganda dan tunggal untuk Diet Dislipidemia Tahap I maupun II adalah 10-15% dari kebutuhan energi total. Kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidemia Tahap I dan 200 mg untuk Diet Dislipidemia Tahap II.
(3) Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein hewani, terutama dari ikan yang banyak mengandung lemak omega-3. Sumber protein nabati lebih dianjurkan.
(4) Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total.
(5) Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
(6) Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi kurang dari sama dengan 1200 kkal energi sehari.

Jenis diet, Indikasi pemberian, dan Lama pemberian:
Ada dua jenis diet dislipidemia, yaitu diet dislipidemia tahap I dan tahap II. Diet dislipidemia tahap I mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi daripada diet dislipidemia tahap II. Bagi yang kegemukan, lebih dahulu dilakukan pengkajian terhadap riwayat berat badan dan sikap yang berhubungan dengan makanan. Penilaian ini diperlukan untuk menentukan apakah harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung diberikan diet tahap II. Apabila diet pasien ternyata sudah sesuai dengan diet tahap I, maka dapat langsung diberikan diet tahap II, bila tidak diet dimulai pada tahap I. Keberhasilan diet dinilai dengan mengukur kadar kolesterol darah setelah 4 – 6 minggu dan 3 bulan. Jika tujuan terapi diet tidak tercapai setelah 3 bulan dengan diet tahap I perlu dinilai penerimaan dan kepatuhan terhadap diet ini. Jika tujuan tidak tercapai meskipun patuh maka pasien harus pindah ke diet tahap II.

Bahan Makanan Dianjurkan:
(1) Sumber Karbohidrat = beras terutama beras tumbuk/beras merah, pasta, makaroni, roti tinggi serat (whole wheat bread), cereal, ubi, kentang, kue buatan sendiri dengan menggunakan sedikit minyak/lemak tak jenuh.
(2) Sumber Protein Hewani = ikan, unggas tanpa kulit, daging kurus, putih telur, susu skim, yoghurt rendah lemak, dan keju rendah lemak.
(3) Sumber Protein Nabati = tempe, tahu, dan kacang- kacangan.
(4) Sayur-sayuran = semua sayur dalam bentuk segar, direbus, dikukus, disetup, ditumis menggunakan minyak jagung, minyak kedelai atau margarin tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda; dimasak dengan santan encer.
(5) Buah-buah = semua buah dalam keadaan segar atau bentuk jus.
(6) Sumber Lemak = minyak jagung, kedelai, kacang tanah, bunga matahari dan wijen; margarin tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda; mayones dan salad dressing tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda.

Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
(1) Sumber Karbohidrat = produk makanan jadi seperti pie, cake, croissant, pastries, biskuit, krekers berlemak, dan kue-kue berlemak lain.
(2) Sumber Protein Hewani = daging gemuk, daging kambing, daging babi, jeroan, otak, sosis, sardin, kuning telur (batasi hingga 3 btr/ minggu), susu whole, susu kental manis, krim, yoghurt dari susu penuh, keju, dan es krim.
(3) Sumber Protein Nabati = dimasak dengan santan dan digoreng dengan minyak jenuh, seperti kelapa dan kelapa sawit.
(4) Sayur-sayuran = sayuran yang dimasak dengan mentega, minyak kelapa atau minyak kelapa sawit dan santan kental.
(5) Buah-buah = buah yang diawet dengan gula, seperti buah kaleng dan buah kering.
(6) Sumber Lemak = minyak kelapa dan minyak kelapa sawit; mentega, margarin, kelapa, santan, krim, lemak babi/lard, bacon, cocoa mentega, mayones dan dressing dibuat dengan telur.

Referensi:
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

No comments for "Diet Dislipidemia"

loading...
loading...