Karakteristik Minyak Goreng
DEFINISI
Minyak
adalah zat atau bahan yang tidak larut dalam air yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan merupakan campuran dari gliserida-gliserida
dengan susunan asam-asam lemak yang tidak sama. Komponen-komponen lain yang
mungkin terdapat pada minyak meliputi fosfolipid, sterol, vitamin dan zat
warna, yang larut dalam lemak seperti klorofil dan karatenoid. Minyak adalah
suatu kelompok dari lipida sederhana terbesar yang merupakan ester dari tiga
molekul asam lemak dengan satu molekul gliserol dan membentuk satu molekul
trigliserida yang dalam kondisi ruang (>27oC) akan berbentuk cair.
Minyak
goreng adalah lemak yang digunakan untuk medium penggoreng. Secara umum, di
pasaran ditawarkan dua macam minyak goreng: minyak goreng nabati yang berasal
dari tanaman dan hewani berasal dari hewan. Saat ini yang paling umum digunakan
di Indonesia, adalah minyak yang berasal dari nabati.
Minyak
goreng yang baik memiliki standar mutu yang telah ditentukan oleh SNI. Standar
mutu minyak goreng, telah dirumuskan dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Standar
mutu tersebut yaitu SNI 01-3741-2002, SNI ini merupakan revisi dari SNI
01-3741-1995.
SIFAT FISIK DAN KIMIA MINYAK
Sifat-sifat
minyak goreng dibagi ke sifat fisik dan kimia. Sifat fisik terdiri dari warna,
odor dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih (boiling
point), titik lunak (softening point), slipping point, shot melting point,
bobot jenis, indeks bias, titik asap, dan titik kekeruhan (turbidity point).
Sedangkan sifat kimia terdiri dari hidrolisa, oksidasi, hidrogenasi, dan
esterfikasi.
Odor dan
flavor, terdapat secara alami dalam minyak dan juga terjadi karena pembentukan
asam-asam yang berantai sangat pendek.Kelarutan, minyak tidak larut dalam air
kecuali minyak jarak (castor oil), dan minyak sedikit larut dalam alkohol, etil
eter, karbon disulfida dan pelarut-pelarut halogen. Titik cair dan
polymorphism, minyak tidak mencair dengan tepat pada suatu nilai temperatur
tertentu. Polymorphism adalah keadaan dimana terdapat lebih dari satu bentuk
kristal. Titik didih (boiling point), titik didih akan semakin meningkat dengan
bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak tersebut. Titik lunak (softening
point), dimaksudkan untuk identifikasi minyak tersebut. Sliping point,
digunakan untuk pengenalan minyak serta pengaruh kehadiran
komponen-komponennya. Shot melting point, yaitu temperatur pada saat terjadi
tetesan pertama dari minyak atau lemak. Bobot jenis, biasanya ditentukan pada
temperature 25˚C, dan juga perlu dilakukan pengukuran pada temperatur 40˚C.
Titik asap, titik nyala dan titik api, dapat dilakukan apabila minyak
dipanaskan. Merupakan kriteria mutu yang penting dalam hubungannya dengan minyak yang akan
digunakan untuk menggoreng. Titik kekeruhan (turbidity point), ditetapkan
dengan cara mendinginkan campuran minyak dengan pelarut lemak.
Sifat kimia
minyak terdiri dari reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol, reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak terjadi karena terdapat sejumlah air dalam minyak atau lemak,
sehingga akan mengakibatkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut. Reaksi
oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen peda
minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
pada minyak. Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau
lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan
ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi
selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan penyaringan.
Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada
derajat kejenuhannya. Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam
lemak dari trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan
melalui reaksi kimia yang disebut interesterifikas atau pertukaran ester yang
didasarkan pada prinsip transesterifikasi friedel-craft. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini, hidrokarbon
rantai pendek dalam asam lemak seperti asam lemak dan asam kaproat yang
menyebabkan bau tidak enak, dapat diukur dengan rantai panjang yang bersifat
tidak menguap.
JENIS MINYAK
Begitu
banyak jenis minyak yang beredar di pasaran saat ini. Di antaranya minyak
bermerek, minyak kelapa sawit, minyak curah dan lain-lain.Dari segi kandungan,
minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat
dibanding minyak kemasan.
Mulai dari
proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali penyaringan,
sedangkan minyak goreng curah hanya melalui proses penyaringan satu, atau hanya
sampai pada tahap olein saja, sehingga masih mengandung minyak fraksi padat.
Perbedaan proses ini pula yang kemudian menyebabkan warna minyak goreng kemasan
lebih jernih dari minyak goreng curah. Adapun dari segi kandungannya, kadar
lemak dan asam oleat pada minyak curah juga lebih tinggi dibanding minyak
kemasan.
MEMILIH MINYAK GORENG YANG BAIK
Ketika
memilih minyak goreng ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Minyak
goreng harus memiliki umur pakai yang lama dan ekonomis.
2. Tahan
terhadap tekanan oksidatif.
3. Memiliki
kualitas seragam.
4. Mudah untuk
digunakan, baik dari segi bentuk (fluid shortening lebih mudah dari pada solid
shortening) maupun dari kemudahan pengemasan.
5. Memiliki
titik asap yang tinggi dan kandungan asapnya rendah setelah digunakan untuk
menggoreng.
6. Mengandung
flavor alami dan tidak menimbulkan off flavor pada produk yang digoreng.
7. Mampu
menghasilkan tekstur, warna, dan tidak menimbulkan pengaruh greasy pada
permukaan produk.
FAKTOR –FAKTOR KERUSAKAN MINYAK
Faktor-faktor
kerusakan minyak akibat pemanasan adalah :
1. Lamanya minyak
kontak dengan panas.
Berdasarkan penelitian terhadap minyak jagung, pada pemanasan
10-12 jam pertama, bilangan iod berkurang dengan kecepatan konstan. Sedangkan
jumlah oksigen dalam lemak bertambah dan selanjutnya menurun setelah pemanasan
4 jam kedua berikutnya. Kandungan persenyawaan karbonil bertambah dalam minyak
selama proses pemanasan, kemudian berkurang sesuai dengan berkurangnya jumlah
oksigen.
2. Pengaruh
Suhu.
Pengaruh suhu terhadap kerusakan minyak telah diselidiki dengan
menggunakan minyak jagung yang dipanaskan selama 24 jam pada suhu 120˚C, 160˚C
dan 200˚C. Minyak dialiri udara pada 150ml/menit/kilo. Minyak yang dipanaskan
pada suhu 160˚C dan 200˚C menghasilkan bilangan peroksida lebih rendah
dibandingkan dengan pemanasan pada suhu 120˚C. Hal ini merupakan indikasi bahwa
persenyawan peroksida bersifat tidak stabil terhadap panas. Kenaikan nilai
kekentalan dan indek bias paling besar pada suhu 200oC karena pada suhu
tersebut jumlah senyawa polimer yang terbentuk relatif cukup besar.
3. Akselerator
oksidasi.
4. Kecepatan
aerasi juga memegang peranan penting dalam menentukan perubahan-perubahan
selama oksidasi termal. Nilai kekentalan naik secara proporsional dengan
kecepatan aerasi, sedangkan bilangan iod semakin menurun dengan bertambahnya
kecepatan aerasi. Konsentrasi persenyawaan karbonil akan bertambahn dengan
penurunan kecepatan aerasi. Senyawa karbonil dalam lemak-lemak yang telah
dipanaskan dapat berfungsi sebagai pro-oksidan atau sebagai akselerator pada
proses oksidasi.
KERUSAKAN MINYAK
Kerusakan
minyak akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan pangan yang digoreng. Minyak
yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi akan menghasilkan bahan
dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan
sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak. Oksidasi
minyak dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
minyak.Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan
hidroperoksida.Tingkat selanjutnya adalah terurainya asam-asam lemak disertai
dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan 25 keton serta asam-asam
lemak bebas. Ketengikan (Rancidity) terbentuk olehaldehida bukan oleh
peroksida. Jadi kenaikan Peroxide Value (PV) hanya indikator dan peringatan bahwa
minyak akan berbau tengik.
No comments for "Karakteristik Minyak Goreng"
Post a Comment